ANDA MEMASUKI WILAYAH ZONA INTEGRITAS BALAI BESAR KERAMIK MENUJU WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH MELAYANI                                     LSPro BBK Melayani Jasa Layanan Sertifikasi Industri Hijau

Teknologi

Bone Ash Sintetik Balai Besar Keramik

Input By: Staf TI | Posted on: 2017-03-21 08:45:36

Di acara Keramika VI 2017 di JCC, dalam salah satu acara press conference, Kepala Balai Besar Keramik, Ir. Supomo M.Sc memaparkan salah satu hasil riset yang siap dikembangakn bersama industri tableware di Indonesia yaitu Bone ash sintetik. Berikut paparannya : 

Balai Besar Keramik Bandung Kembangkan Bahan Sintetis Abu Tulang Hewan (Bone Ash) Untuk Produk Keramik

Bone China merupakan produk keramik chinaware sejenis porselen dengan fasa gelas senyawa fosfat, memiliki sifat-sifat unggul yaitu mewah dan unik dibanding produk keramik yang sejenisnya, antara lain memiliki warna putih tulang yang translucent (tembus bayang) dengan permukaan licin dan mengkilat.

Tidak seperti produk keramik lainnya, keramik bone china terbuat dari bahan utama yang bukan berasal dari mineral alami, melainkan abu tulang yang berasal dari tulang hewan seperti sapi/lembu atau kerbau yang dibakar. Namun masih menjadi masalah pencemaran lingkungan dengan gas hasil bakar tulang yang sangat berbau. Untuk mengatasi hal tersebut perlu dicari bahan alternatif utama lainnya yaitu penggunaan abu tulang sintetis yang kualitasnya tidak kalah dengan abu tulang asli.

Pembuatan keramik Bone China harus selektif dalam pemilihan jenis bahan bakunya terutama penggunaan abu tulang sebagai bahan baku utamanya merupakan faktor spesifik fasa gelas Bone China. Secara alami abu tulang adalah senyawa kalsium fosfat hidroksida (hidroksilapatit) Ca6(PO)4(OH)2 yang dapat dibuat dengan mensintesa campuran kapur tohor dengan asam fosfat].

Saat ini untuk memproduksi keramik hias dari bahan porselen dengan karakteristik di atas menggunakan bahan abu tulang (bone ash) impor dan harganya termasuk tinggi. Di USA abu tulang juga digunakan untuk pelebur dalam pembuatan produk dinnerware dan kadang-kadang ditambahkan sejumlah kalsium karbonat. Bahan utama abu tulang dan bahan pendukung seperti kaolin dan felspar masih diimpor dari Inggris oleh salah satu industri keramik bone china table ware terbesar di Indonesia.

Untuk itu, dengan melihat peluang bahan baku tambang di Indonesia yang berlimpah, Balai Besar Keramik telah melakukan penelitian pembuatan bahan baku dengan karakteristik yang mirip dengan abu tulang tersebut.

Pembuatan bone china lebih sulit dari pada porselen atau barang china yang lain, karena kandungan mineral lempungnya hanya 25 % sebagai pengganti dari 50 % atau lebih dalam porselen keras dan keramik jenis lain. Kandungan lempung yang rendah ini menyebabkan keplastisan dan kekuatan barang mentahnya (green ware) rendah. Karena itu dalam pengerjaannya memerlukan keterampilan dan keahlian yang tinggi.

Melalui pemilihan bahan yang tepat , komposisi yang sesuai serta teknik pembuatan yang terkendali untuk memperoleh sifat keplastisan yang cukup berarti serta pengaturan pembakaran yang tepat akan diperoleh kualitas bone-ash yang baik. Bila suhu bakar terlalu tinggi, bodi mengalami distorsi/deformasi dan blistering (bisul-bisul kecil). Tetapi bila suhu terlalu rendah, sifat translusensi (tembus bayang) yang diinginkan tidak tercapai, bodi itu keporian semunya melebihi 0,5 %.

Untuk mutu tertinggi, keporian semu maksimum 0,2 %. Mutu bone china dianggap “kurang baik” bila memiliki keporian semu di atas 0,2 %. Sedikit keporian terbuka ini dapat juga melemahkan kuat mekaniknya dan juga kesesuaian glasir bodi dsb.

Hasil penelitian Balai Besar Keramik ini telah diuji coba di salah satu industri tableware di Indonesia yang berorientasi ekspor, dan rencananya akan di buat scale up produksi untuk mendapatkan suplai bahan baku bone-ash synthetic tersebut secara rutin. Adapun kebutuhan real di industri terhadap bahan baku tersebut sebesar 4 ton perbulan. Industri ini akan menjadi percontohan bagi produk perdana bone ash synthetic Balai Besar Keramik yang diharapkan akan diikuti oleh industri pengguna bahan baku sejenis.

Adanya peluang ini ditangkap oleh sebuah industri nasional bahan baku berlokasi di Jawa Barat yang akan bekerjasama dalam waktu dekat dengan Balai Besar Keramik untuk memasok bahan baku tersebut ke industri. Proses kerjasama akan dimulai setelah proses pendaftaran paten di direktorat HAKI Kemenkumham diterima. Contoh bahan baku dan produk tableware dari bone ash dapat dijumpai pada stand Balai Besar Keramik No. 7-104, Hall B, di pameran KERAMIKA yang berlangsung dari Hari Kamis tanggal 16 Maret 2017 sampai hari Minggu, 19 Maret 2017. (Kiki Aditama)